
Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah
Karang Ploso Malang
Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangploso Malang adalah salah satu dari sekian banyak pondok pesantren yang ada di Kabupaten Malang. Berdiri sejak tahun 1979 M / 1339 H oleh Almagfurlah KH. Ismail bin Arif Raden Pakunegoro. Yang terletak di desa Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.
Adapun motifasi dari pendiri Pondok Pesantren tersebut merupakan cita-cita mulia dan luhur yang didasarkan pada tanggung jawab yang secara keilmuan setelah melihat realitas masyarakat sekitar yang masih buta huruf dan masyarakatnya dikenal dengan awam yang sama sekali tidak mengenal ilmu pengetahuan agama secara perilaku kehidupan masyarakat dengan cenderung berperilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti melakukan perbuatan dosa besar kepada Allah SWT, baik perbuatan zina, syirik, dan perilaku kekerasan sesamanya dengan cara merampas hak milik orang lain dan penganiayaan terhadap sesamanya serta perbuatan judi yang dilakukan oleh masyarakat setiap hari.
Pada Awal berdirinya, Pondok Pesantren Al-Hidayah menjadi pusat penyebaran agama Islam dan dakwah di daerah Malang raya dan sekitarnya, dengan menganut ajaran dari Ahlussunnah Wa Al-jama’ah. Almagfurlah KH. Ismail lahir di Demak pada tahun 1901 M/1319 H dan wafat pada tahun 1994 M/1415 H dan dimakam di sebelah barat Masjid Jami’ Agung Al-Hidayah dsn. Karangan, Ds. Donowarih, Kec. Karangploso, kab. Malang.
Dengan adanya wasiat yang tertulis dari KH.Ismail bin Arif raden pakunegara, estafet kepemimpinan Pondok Pesantren AI-Hidayah Karangploso dilanjutkan oleh Para Dzuriah KH. Ismail bin arif raden pakunegara yang tergabung dalam Yayasan taman pendidikan (YTPI) Al-Hidayah yang diketuai oleh KH. Ahmad Ali S.H (sebagai Ketua Yayasan) dan berkembang pesat yang semula hanya Masjid yang dibangun pada tahun 1936, Madrasah Ibtidaiyah (pada tahun 1951), Raudhotul Athfal (pada tahun 1967), Pondok Pesantren Al-Hidayah (pada tahun 1979) dan Madrasah Tsanawiyah (pada tahun 1983) kini juga telah muncul jenjang pendidikan yang ada di dalam Pondok Pesantren Al-Hidayah yakni Madrasah Aliyah (pada tahun 1994) dam juga dalam proses pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK), Gedung Olahraga dan Rumah Susun Siswa (RUSUNAWA) sejak 2022 yang direncanakan selesai pada tahun 2023.
Sistem pendidikan di Pesantren AI-Hidayah memadukan metode Salafiyah dan Modern. Dalam pendidikan formal, Pesantren Al-Hidayah menggunakan kurikulum nasional. Untuk pendidikan AI-Qur’an Pesantren Al-Hidayah menggunakan metode Yanbu’a (metode dari KH. Arwani Amin Sa’id – Kudus) dan Madrasah Dinyah Menggunakan Metode Amstilati dalam (belajar cepat kitab kuning metode dari KH. Taufiqul Hakim – Jepara). Dengan dua metode ini, santri Al-Hidayah bisa lebih cepat memahami ilmu agama. Diharapkan dengan metode tersebut akan membentuk santri yang mempunyai jiwa keagamaan yang teguh, tegar dan ber-akhlaq mulia serta dapat hidup bersosial dengan baik dalam bermasyarakat.
Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah
Karang Ploso Malang


Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangploso Malang adalah salah satu dari sekian banyak pondok pesantren yang ada di Kabupaten Malang. Berdiri sejak tahun 1979 M / 1339 H oleh Almagfurlah KH. Ismail bin Arif Raden Pakunegoro. Yang terletak di desa Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.
Adapun motifasi dari pendiri Pondok Pesantren tersebut merupakan cita-cita mulia dan luhur yang didasarkan pada tanggung jawab yang secara keilmuan setelah melihat realitas masyarakat sekitar yang masih buta huruf dan masyarakatnya dikenal dengan awam yang sama sekali tidak mengenal ilmu pengetahuan agama secara perilaku kehidupan masyarakat dengan cenderung berperilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti melakukan perbuatan dosa besar kepada Allah SWT, baik perbuatan zina, syirik, dan perilaku kekerasan sesamanya dengan cara merampas hak milik orang lain dan penganiayaan terhadap sesamanya serta perbuatan judi yang dilakukan oleh masyarakat setiap hari.
Pada Awal berdirinya, Pondok Pesantren Al-Hidayah menjadi pusat penyebaran agama Islam dan dakwah di daerah Malang raya dan sekitarnya, dengan menganut ajaran dari Ahlussunnah Wa Al-jama’ah. Almagfurlah KH. Ismail lahir di Demak pada tahun 1901 M/1319 H dan wafat pada tahun 1994 M/1415 H dan dimakam di sebelah barat Masjid Jami’ Agung Al-Hidayah dsn. Karangan, Ds. Donowarih, Kec. Karangploso, kab. Malang.
Dengan adanya wasiat yang tertulis dari KH.Ismail bin Arif raden pakunegara, estafet kepemimpinan Pondok Pesantren AI-Hidayah Karangploso dilanjutkan oleh Para Dzuriah KH. Ismail bin arif raden pakunegara yang tergabung dalam Yayasan taman pendidikan (YTPI) Al-Hidayah yang diketuai oleh KH. Ahmad Ali S.H (sebagai Ketua Yayasan) dan berkembang pesat yang semula hanya Masjid yang dibangun pada tahun 1936, Madrasah Ibtidaiyah (pada tahun 1951), Raudhotul Athfal (pada tahun 1967), Pondok Pesantren Al-Hidayah (pada tahun 1979) dan Madrasah Tsanawiyah (pada tahun 1983) kini juga telah muncul jenjang pendidikan yang ada di dalam Pondok Pesantren Al-Hidayah yakni Madrasah Aliyah (pada tahun 1994) dam juga dalam proses pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK), Gedung Olahraga dan Rumah Susun Siswa (RUSUNAWA) sejak 2022 yang direncanakan selesai pada tahun 2023.
Sistem pendidikan di Pesantren AI-Hidayah memadukan metode Salafiyah dan Modern. Dalam pendidikan formal, Pesantren Al-Hidayah menggunakan kurikulum nasional. Untuk pendidikan AI-Qur’an Pesantren Al-Hidayah menggunakan metode Yanbu’a (metode dari KH. Arwani Amin Sa’id – Kudus) dan Madrasah Dinyah Menggunakan Metode Amstilati dalam (belajar cepat kitab kuning metode dari KH. Taufiqul Hakim – Jepara). Dengan dua metode ini, santri Al-Hidayah bisa lebih cepat memahami ilmu agama. Diharapkan dengan metode tersebut akan membentuk santri yang mempunyai jiwa keagamaan yang teguh, tegar dan ber-akhlaq mulia serta dapat hidup bersosial dengan baik dalam bermasyarakat.
Sejarah Pondok Pesantren
Al-Hidayah Karang Ploso Malang


Sejarah Pondok Pesantren Al-Hidayah Karangploso Malang adalah salah satu dari sekian banyak pondok pesantren yang ada di Kabupaten Malang. Berdiri sejak tahun 1979 M / 1339 H oleh Almagfurlah KH. Ismail bin Arif Raden Pakunegoro. Yang terletak di desa Donowarih Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.
Adapun motifasi dari pendiri Pondok Pesantren tersebut merupakan cita-cita mulia dan luhur yang didasarkan pada tanggung jawab yang secara keilmuan setelah melihat realitas masyarakat sekitar yang masih buta huruf dan masyarakatnya dikenal dengan awam yang sama sekali tidak mengenal ilmu pengetahuan agama secara perilaku kehidupan masyarakat dengan cenderung berperilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai agama seperti melakukan perbuatan dosa besar kepada Allah SWT, baik perbuatan zina, syirik, dan perilaku kekerasan sesamanya dengan cara merampas hak milik orang lain dan penganiayaan terhadap sesamanya serta perbuatan judi yang dilakukan oleh masyarakat setiap hari.
Pada Awal berdirinya, Pondok Pesantren Al-Hidayah menjadi pusat penyebaran agama Islam dan dakwah di daerah Malang raya dan sekitarnya, dengan menganut ajaran dari Ahlussunnah Wa Al-jama’ah. Almagfurlah KH. Ismail lahir di Demak pada tahun 1901 M/1319 H dan wafat pada tahun 1994 M/1415 H dan dimakam di sebelah barat Masjid Jami’ Agung Al-Hidayah dsn. Karangan, Ds. Donowarih, Kec. Karangploso, kab. Malang.
Dengan adanya wasiat yang tertulis dari KH.Ismail bin Arif raden pakunegara, estafet kepemimpinan Pondok Pesantren AI-Hidayah Karangploso dilanjutkan oleh Para Dzuriah KH. Ismail bin arif raden pakunegara yang tergabung dalam Yayasan taman pendidikan (YTPI) Al-Hidayah yang diketuai oleh KH. Ahmad Ali S.H (sebagai Ketua Yayasan) dan berkembang pesat yang semula hanya Masjid yang dibangun pada tahun 1936, Madrasah Ibtidaiyah (pada tahun 1951), Raudhotul Athfal (pada tahun 1967), Pondok Pesantren Al-Hidayah (pada tahun 1979) dan Madrasah Tsanawiyah (pada tahun 1983) kini juga telah muncul jenjang pendidikan yang ada di dalam Pondok Pesantren Al-Hidayah yakni Madrasah Aliyah (pada tahun 1994) dam juga dalam proses pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK), Gedung Olahraga dan Rumah Susun Siswa (RUSUNAWA) sejak 2022 yang direncanakan selesai pada tahun 2023.
Sistem pendidikan di Pesantren AI-Hidayah memadukan metode Salafiyah dan Modern. Dalam pendidikan formal, Pesantren Al-Hidayah menggunakan kurikulum nasional. Untuk pendidikan AI-Qur’an Pesantren Al-Hidayah menggunakan metode Yanbu’a (metode dari KH. Arwani Amin Sa’id – Kudus) dan Madrasah Dinyah Menggunakan Metode Amstilati dalam (belajar cepat kitab kuning metode dari KH. Taufiqul Hakim – Jepara). Dengan dua metode ini, santri Al-Hidayah bisa lebih cepat memahami ilmu agama. Diharapkan dengan metode tersebut akan membentuk santri yang mempunyai jiwa keagamaan yang teguh, tegar dan ber-akhlaq mulia serta dapat hidup bersosial dengan baik dalam bermasyarakat.